Inovasi dari Limbah: Dosen Politeknik Negeri Indramayu Kembangkan Antibiotik Alami dari Kulit Mangga Cengkir

Uji Efektivitas Antibakteri dan Antijamur pada Ekstrak Limbah Kulit Mangga Cengkir sebagai Antibiotik Alami

Sebuah penelitian inovatif tengah dilakukan oleh Sari Artauli Lumban Toruan sebagai Ketua Peneliti, bersama Gilar Wisnu Hardi dan Suci Nurjanah, yang merupakan dosen dari Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Politeknik Negeri Indramayu. Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam skema Penelitian Dosen Pemula tahun 2024. Fokus utama dari penelitian ini adalah menguji efektivitas ekstrak limbah kulit Mangga Cengkir (Mangifera indica L.) sebagai antibiotik alami yang memiliki potensi dalam melawan bakteri dan jamur penyebab infeksi.

Mangga Cengkir dikenal sebagai varietas unggul khas Indramayu dengan ciri khas daging buah yang tebal, berwarna kuning, memiliki rasa manis, serta berserat halus. Sayangnya, pemanfaatan buah ini masih terbatas hanya pada dagingnya, sedangkan kulitnya seringkali berakhir sebagai limbah tanpa pemanfaatan lebih lanjut. Namun, beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa kulit mangga mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder seperti mangiferin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, dan tanin, yang diketahui memiliki potensi sebagai antibakteri.

Berdasarkan potensi yang ada, tim peneliti tertarik untuk menguji efektivitas ekstrak kulit Mangga Cengkir dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur yang menjadi penyebab infeksi. Harapannya, penelitian ini dapat menjadi dasar ilmiah bagi pemanfaatan limbah bahan alam sebagai kandidat antibiotik alami. Selain itu, dengan meningkatnya kasus resistensi antibiotik di Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi alternatif bagi masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan pengobatan akibat resistensi antibiotik yang semakin meningkat.

Ketua Peneliti, Sari Artauli Lumban Toruan, menyatakan, “Penelitian ini merupakan langkah awal dalam mengeksplorasi potensi bahan alam yang selama ini dianggap limbah. Kami berharap ekstrak kulit Mangga Cengkir dapat menjadi alternatif antibiotik alami yang efektif dan ramah lingkungan. Dengan meningkatnya resistensi antibiotik, inovasi berbasis sumber daya lokal seperti ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.”

Pemanfaatan limbah kulit Mangga Cengkir sebagai antibiotik alami tidak hanya berpotensi sebagai solusi kesehatan tetapi juga sebagai upaya dalam mengurangi limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung prinsip keberlanjutan dan kesehatan masyarakat secara lebih luas.

Dalam tahap penelitian ini, para peneliti akan melakukan serangkaian uji efektivitas terhadap ekstrak kulit Mangga Cengkir untuk mengetahui sejauh mana daya hambatnya terhadap bakteri dan jamur penyebab infeksi. Hasil penelitian ini nantinya akan dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah yang ditargetkan masuk dalam jurnal nasional SINTA 4.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan potensi bahan alam di sekitar mereka yang selama ini dianggap limbah, namun ternyata memiliki manfaat besar bagi kesehatan. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi pengembangan obat berbasis bahan alami di masa depan. Peneliti berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk akademisi, industri farmasi, dan pemerintah, dalam mengembangkan hasil penelitian ini agar dapat diaplikasikan secara luas di bidang kesehatan masyarakat.

Agenda Terbaru

Seminar Nasional Kesehatan MasyarakatWebinar” Sarana dan Layanan Umum Kampus

Seminar Nasional Kesehatan MasyarakatWebinar ” Informasi Pendaftaran KIP-KUIAH Calon Mahasiswa Baru”

Seminar Nasional Kesehatan MasyarakatTahapan Registrasi Akun SNPMB Bagi Siswa

Berita & Artikel