Penerapan SIEM untuk Deteksi Dini Serangan Siber pada Infrastruktur Teknologi Informasi
Keamanan informasi telah menjadi prioritas utama bagi organisasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Di era di mana ancaman siber semakin canggih dan sulit diprediksi, langkah proaktif menjadi kunci untuk melindungi infrastruktur teknologi informasi dari serangan. Menjawab tantangan ini, sebuah tim peneliti dari D4 Sistem Informasi Kota Cerdas Politeknik Negeri Indramayu, yang terdiri dari Renol Burjulius sebagai ketua peneliti, bersama anggota tim Willy Permana Putra dan Muhammad Anis Al Hilmi, telah berhasil mengembangkan penerapan Security Operations Center (SOC) berbasis Security Information and Event Management (SIEM).
Penelitian ini menyoroti pentingnya SIEM sebagai solusi deteksi dini yang terintegrasi dalam mengidentifikasi dan merespons ancaman keamanan. SIEM menggabungkan kemampuan Security Information Management (SIM) dan Security Event Management (SEM), memungkinkan pengumpulan, analisis, dan korelasi data keamanan dari berbagai sumber di jaringan. Dengan teknologi ini, organisasi dapat memantau ancaman secara real-time dan merespons insiden keamanan dengan lebih cepat dan tepat.
Dalam penelitian ini, tim peneliti menggunakan platform Wazuh SIEM sebagai sistem peringatan dini untuk mengatasi serangan siber, khususnya serangan Distributed Denial of Service (DDoS). Proses penelitian melibatkan pengaturan topologi jaringan yang dirancang untuk mendeteksi aktivitas berbahaya. Sistem ini mengumpulkan data log dari berbagai perangkat, menganalisis pola data menggunakan algoritma korelasi, dan menghasilkan peringatan jika terdeteksi anomali yang mengindikasikan ancaman siber.
Hasil uji coba menunjukkan keberhasilan luar biasa. Sistem SIEM yang dikembangkan mampu mendeteksi dan memblokir hingga 42 serangan DDoS dalam pengujian, memperlihatkan efektivitasnya sebagai solusi keamanan siber. Teknologi ini tidak hanya memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap jaringan, tetapi juga memungkinkan organisasi untuk mengambil tindakan preventif sebelum ancaman siber berdampak lebih jauh.
Keunggulan SIEM modern terletak pada kemampuannya dalam menggunakan analitik canggih dan pembelajaran mesin (machine learning). Dengan analisis berbasis AI, SIEM dapat mengenali pola anomali dan mendeteksi ancaman baru yang belum pernah ada sebelumnya. Ini memberi organisasi keunggulan strategis dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang.
Menurut ketua peneliti, Renol Burjulius, penelitian ini membuktikan pentingnya inovasi teknologi dalam menjaga keamanan infrastruktur TI. “Kami berharap penerapan sistem ini dapat membantu organisasi meningkatkan kesiapan dan respons terhadap ancaman siber. Deteksi dini adalah kunci untuk meminimalkan dampak serangan,” ujarnya.
Penelitian ini juga menyoroti peran penting platform seperti Wazuh SIEM dalam pengelolaan keamanan yang lebih holistik. Selain mendeteksi dan merespons ancaman, sistem ini memberikan laporan komprehensif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki kebijakan keamanan organisasi.
Dengan keberhasilan penelitian ini, Politeknik Negeri Indramayu kembali menunjukkan kontribusinya dalam pengembangan solusi teknologi yang relevan dengan kebutuhan industri. Penerapan SIEM diharapkan menjadi landasan bagi organisasi untuk memperkuat pertahanan siber mereka dan menghadapi tantangan keamanan informasi di masa depan dengan lebih percaya diri.