Mendorong Inovasi yang Berdampak Nyata: Polindra Siap Ambil Bagian dalam Hilirisasi Riset Nasional
Sebuah tonggak penting dalam ekosistem riset dan inovasi nasional baru saja diluncurkan. Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, di bawah naungan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, secara resmi mengumumkan dimulainya Program Pendanaan Hilirisasi Riset – Pengujian Model & Prototipe Tahun 2025 melalui kanal YouTube Kemdiktisaintek. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah tengah serius membangun jembatan antara dunia akademik dan industri melalui pendekatan riset terapan yang terukur.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menegaskan bahwa Indonesia tidak kekurangan ide dan gagasan inovatif. Yang dibutuhkan adalah sistem yang memungkinkan inovasi itu “turun gunung”, tidak berhenti pada publikasi ilmiah semata, namun menjelma menjadi produk nyata yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan dunia industri.
Langkah ini disambut antusias oleh berbagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) yang selama ini dikenal aktif mengembangkan riset-riset terapan yang menyentuh kebutuhan lokal dan nasional. Di bawah kepemimpinan Ir. Rofan Aziz, S.T., M.T., IPM., Polindra telah menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan kampus vokasi ini sebagai pilar inovasi teknologi yang solutif dan aplikatif.
Rofan Aziz menilai bahwa program ini adalah jawaban atas tantangan besar yang selama ini dihadapi dunia akademik: bagaimana membawa hasil riset ke masyarakat tanpa harus terhambat oleh birokrasi atau kurangnya dukungan finansial. “Kami menyambut dengan sangat positif inisiatif ini. Polindra siap berkontribusi aktif dalam skema hilirisasi riset ini dengan mengedepankan riset-riset berbasis kebutuhan industri dan masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya,” ujarnya dalam sesi diskusi internal kampus menyambut peluncuran program tersebut.
Lebih jauh lagi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Polindra, Dr. Mohammad Yani, S.T.,M.T.,M.Sc., menekankan bahwa kesiapan SDM dan infrastruktur riset di kampus vokasi harus diiringi dengan keberanian untuk membangun kolaborasi. “Kami telah menyiapkan sejumlah proposal yang akan kami ajukan melalui platform BIMA pada periode 7 hingga 20 Mei 2025. Fokus kami adalah riset terapan di bidang energi terbarukan, pertanian presisi, dan teknologi tepat guna yang bisa langsung dimanfaatkan UMKM,” tegasnya.
Sejalan dengan harapan pemerintah, Polindra juga tengah mendorong skema kemitraan dengan dunia usaha, baik lokal maupun nasional. Pendekatan ini diharapkan mampu menjadikan kampus bukan hanya sebagai pusat ilmu, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi berbasis inovasi di daerah.
Program pendanaan ini bukan sekadar skema bantuan dana; ia adalah pendorong utama perubahan paradigma riset di Indonesia. Hilirisasi bukan lagi menjadi wacana, tapi mulai menjadi budaya. Dengan adanya peran aktif dari institusi seperti Polindra, harapan untuk melihat riset lokal menjadi produk unggulan nasional semakin nyata.
Semoga ini menjadi awal dari banyak lompatan besar lain yang akan memperkuat peran Indonesia sebagai bangsa inovator, bukan hanya konsumen teknologi.