Pakai Sekam Padi, Polindra Temukan Alat Pengolahan Ikan Asap yang Efektif
Industri pengolahan ikan skala rumahan (home industry) terus berkembang pesat di Indramayu. Beragam jenis produk olahan ikan seperti kerupuk ikan, ikan asin, dan ikan asap menjadi andalan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah ini. Namun, proses pengolahan ikan asap seringkali menghadapi kendala, terutama dalam efisiensi dan dampak lingkungan.
Menjawab tantangan tersebut, Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) berhasil menciptakan inovasi berupa alat pengolahan ikan asap yang efektif dengan bahan bakar sekam padi. Alat ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi oleh pelaku usaha ikan asap.
Penelitian dan Implementasi di Desa Karangsong
Inovasi ini merupakan bagian dari penelitian berjudul “Penerapan Mesin Pengering dan Pengasapan Ikan Pada Usaha Ikan Asap di Desa Karangsong Indramayu” yang dipimpin oleh Ahmad Maulana K., ST. MT., Ketua tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Jurusan Teknik Polindra. Maulana dan timnya berhasil menerapkan alat ini di salah satu usaha ikan asap milik Pak Kastari, seorang pengusaha lokal yang telah menggeluti usaha ikan asap selama lebih dari 10 tahun.
“Kami melihat adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi ikan asap di Desa Karangsong. Proses tradisional yang selama ini digunakan memiliki banyak kekurangan, sehingga kami memutuskan untuk merancang alat yang lebih modern dan ramah lingkungan,” ujar Maulana kepada media, Senin (16/12/2024).
Kendala Produksi Tradisional
Selama ini, pengusaha ikan asap di Karangsong menggunakan metode tradisional dengan bahan bakar batok kelapa. Proses ini memiliki beberapa kelemahan, seperti:
- Kesehatan: Asap yang dihasilkan dari tungku sering menyebabkan mata perih dan gangguan pernapasan bagi pekerja.
- Efisiensi Waktu: Proses pengasapan dan pengeringan memakan waktu lama, yang berdampak pada rendahnya tingkat produksi.
- Dampak Lingkungan: Penggunaan batok kelapa sebagai bahan bakar menghasilkan emisi asap yang tinggi, mencemari udara di sekitar.
Solusi: Alat Pengasapan dengan Sekam Padi
Alat yang dirancang Polindra menggunakan bahan bakar sekam padi, yang memiliki beberapa keunggulan:
- Efisiensi Biaya: Sekam padi mudah didapatkan di wilayah Indramayu dan memiliki harga yang sangat terjangkau.
- Ramah Lingkungan: Menggunakan sekam padi sebagai bahan bakar membantu mengurangi limbah pertanian yang selama ini sering kali menumpuk tanpa pemanfaatan yang optimal.
- Peningkatan Produksi: Alat ini mampu mempercepat proses pengasapan dan pengeringan, sehingga produksi ikan asap dapat meningkat secara signifikan.
“Dengan menggunakan mesin berbahan bakar sekam padi ini, kami berharap dapat mengatasi dua masalah utama sekaligus, yaitu menekan biaya produksi dan mengurangi limbah sekam padi yang menggunung di sekitar wilayah,” jelas Maulana.
Dampak Positif dan Harapan
Penerapan alat ini memberikan dampak positif tidak hanya bagi pengusaha ikan asap, tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Limbah sekam padi yang sebelumnya menjadi masalah lingkungan kini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang berguna. Selain itu, pengusaha seperti Pak Kastari dapat meningkatkan kapasitas produksi tanpa khawatir akan dampak kesehatan atau biaya operasional yang tinggi.
Maulana berharap alat ini dapat direplikasi dan diterapkan di berbagai daerah lain di Indramayu yang memiliki industri serupa. Dengan begitu, Polindra dapat terus berkontribusi dalam mendukung pengembangan UMKM dan menciptakan solusi inovatif untuk permasalahan lingkungan.
“Kami optimis bahwa alat ini akan menjadi langkah awal menuju transformasi industri pengolahan ikan asap yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan. Semoga inovasi ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan pelaku usaha di Indramayu,” tutup Maulana.