Pengembangan Sistem Pertanian Cerdas Tanggap Iklim: Inovasi untuk Menjawab Tantangan Perubahan Iklim Global Kerjasama dengan BMKG, Perkumpulan Petani Tanggap Iklim, dan Universitas Gadjah Mada.
Sektor pertanian merupakan pilar utama dalam perekonomian Indonesia, menyumbang 12,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2023. Sebagai salah satu daerah penghasil padi terbesar di Indonesia, Kabupaten Indramayu memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Namun, perubahan iklim yang semakin tidak menentu serta meningkatnya serangan hama menjadi tantangan serius bagi petani dalam menjaga produktivitas pertanian.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Perkumpulan Petani Tanggap Perubahan Iklim (PPTPI) telah mengembangkan metode tradisional pemantauan curah hujan menggunakan omplong, yaitu tabung pengukur tetesan hujan selama 24 jam yang digunakan sebagai dasar analisis cuaca dan ancaman hama tanaman. Namun, metode ini masih memiliki keterbatasan dalam hal kecepatan analisis dan akurasi data.
Melihat kondisi ini, tim peneliti dari Politeknik Negeri Indramayu yang dipimpin oleh Alifia Puspaningrum bersama A Sumarudin, Adi Suheryadi, Willy Permana Putra, Iryanto, Muhamad Mustamiin, Ahmad Rifai, Icha SA, Eko Purnomo, Tantowi Yahya, dan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika melakukan inovasi dengan mengembangkan Sistem Pertanian Cerdas Tanggap Iklim berbasis *Internet of Things (IoT), rekayasa perangkat lunak, dan machine learning. Penelitian ini bertujuan untuk membangun *sistem pemantauan iklim yang mampu memberikan peringatan dini terhadap potensi serangan hama pada tanaman padi.
Inovasi Teknologi dalam Pertanian Cerdas
Penelitian ini mengusulkan solusi berbasis teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi pemantauan iklim serta ancaman hama terhadap pertanian. Berikut adalah beberapa aspek utama dalam penelitian ini:
- Integrasi Perangkat IoT
- Penggunaan sensor cuaca untuk memantau kondisi lingkungan secara real-time.
- Data yang dikumpulkan dikirimkan ke platform berbasis cloud untuk diproses lebih lanjut.
- Penerapan Software Engineering
- Pengembangan sistem berbasis web dan aplikasi seluler yang memungkinkan petani mengakses data pemantauan dengan mudah.
- Antarmuka yang ramah pengguna untuk memberikan rekomendasi berbasis data.
- Implementasi Machine Learning
- Analisis data cuaca dan pola serangan hama menggunakan algoritma kecerdasan buatan.
- Sistem peringatan dini (Early Warning System) untuk memberikan notifikasi kepada petani sebelum hama menyerang.
Hasil dan Dampak Penelitian
Penelitian ini telah mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 5, yang berarti sistem telah diuji dalam lingkungan nyata dengan hasil yang menjanjikan. Beberapa luaran dari penelitian ini meliputi:
Dokumen Feasibility Study – Mengukur kelayakan teknologi dalam skala lebih luas.
Paten Sederhana – Mendaftarkan hak kekayaan intelektual atas inovasi teknologi ini.
Hak Cipta dan Desain Industri – Melindungi hasil inovasi dari segi perangkat lunak dan desain sistem.
Publikasi Jurnal Nasional – Untuk memperkuat validasi akademik terhadap teknologi yang dikembangkan. Publikasi Jurnal Internasional
Sistem ini diharapkan dapat membantu petani dalam mengantisipasi perubahan cuaca yang ekstrem serta mengurangi dampak serangan hama, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga dan ketahanan pangan nasional dapat lebih terjamin.
Ketua Peneliti, Alifia Puspaningrum mengungkapkan
*”Perubahan iklim global telah membawa dampak besar bagi sektor pertanian, terutama dalam pola serangan hama yang semakin sulit diprediksi. Petani di Indramayu telah lama mengandalkan metode tradisional seperti omplong untuk memantau curah hujan, tetapi metode ini memiliki keterbatasan dalam kecepatan dan akurasi data. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian cerdas yang mampu memberikan informasi real-time kepada petani, membantu mereka mengambil keputusan yang lebih cepat dan tepat.
Dengan integrasi IoT, rekayasa perangkat lunak, dan machine learning, sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pemantauan perubahan iklim, tetapi juga memberikan peringatan dini terhadap ancaman hama. Harapan kami, inovasi ini dapat menjadi solusi nyata bagi petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan memastikan produktivitas pertanian tetap stabil.
Kami akan terus mengembangkan penelitian ini hingga tahap implementasi penuh di lapangan, sehingga dapat memberikan manfaat nyata bagi petani dan ketahanan pangan nasional.”*
Pendanaan Penelitian yang bersumber dari APTV Kemendikbudristek dan Politeknik Negeri Indramayu 2022-2024 dan telah terbit dalam Jurnal Internasional ini menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem pertanian berbasis teknologi yang adaptif terhadap perubahan iklim. Dengan dukungan teknologi dan kolaborasi antara akademisi serta petani, sektor pertanian di Indramayu diharapkan semakin kuat dalam menghadapi tantangan masa depan.