POLINDRA TERBITKAN PATEN SEDERHANA “FAN CHIP PORTABEL UNTUK MESIN DRILLING LOGAM”
Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) kembali menunjukkan konsistensinya sebagai perguruan tinggi vokasi yang produktif dalam inovasi teknologi. Melalui Sentra Kekayaan Intelektual (Sentra KI) serta Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), Polindra resmi mengumumkan terbitnya Paten Sederhana dengan invensi berjudul “Kipas Chip (Fan Chip) Portabel untuk Mesin Drilling Logam” dengan nomor IDS000011645.
Inovasi ini lahir dari kolaborasi tiga dosen sekaligus peneliti Polindra, yaitu Agus Sifa, S.Pd., M.Sc., M.T.; Tito Endramawan, S.Pd., M.Eng.; dan Ir. Dedi Suwandi, S.ST., M.T., IPM. Ketiganya merancang sebuah perangkat kipas portabel yang berfungsi untuk membersihkan serpihan logam (chip) saat proses pengeboran, sehingga meningkatkan presisi, keamanan, dan efisiensi kerja dalam industri permesinan.
Invensi ini tidak hanya relevan bagi dunia manufaktur, tetapi juga menjawab kebutuhan industri kecil, bengkel teknik, hingga pelaku usaha lokal yang membutuhkan peralatan pendukung proses drilling yang lebih praktis dan aman. Keunggulan utamanya terletak pada bentuknya yang portabel, hemat energi, serta mudah diintegrasikan dengan berbagai tipe mesin drilling logam.
Keberhasilan terbitnya paten sederhana ini sekaligus memperkuat posisi Polindra sebagai kampus vokasi yang fokus menghasilkan inovasi tepat guna.
“Kami sangat bangga dengan terbitnya paten sederhana ini. Inovasi Fan Chip Portabel bukti bahwa Polindra tidak hanya menghasilkan lulusan kompeten, tetapi juga teknologi yang dapat langsung digunakan. Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi perusahaan, pabrik, UMKM teknik, maupun pemerintah daerah untuk berkolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan invensi ini. Polindra siap menjadi mitra riset, pengembangan produk, hingga hilirisasi inovasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indramayu dan Jawa Barat.”
“Kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci. Mari bersama-sama membangun ekosistem inovasi yang kuat, agar hasil penelitian tidak berhenti di laboratorium, tetapi hadir sebagai solusi nyata di lapangan.”