Rancang Bangun Alat Ukur Kualitas Air PDAM Berbasis IoT: Inovasi Teknologi untuk Efisiensi dan Akurasi Pengukuran
Air bersih merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat. Proses pengolahan air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terdiri dari beberapa tahapan penting, seperti proses pengadukan cepat, pengadukan lambat, sedimentasi, filtrasi, dan disinfeksi. Namun, kualitas air yang diolah sangat bergantung pada parameter air baku yang diambil. Saat ini, pengukuran kualitas air masih dilakukan dengan alat yang terpisah dan pencatatan hasilnya masih dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sebagai solusi atas permasalahan ini, penelitian yang dipimpin oleh Bobi Khoerun, bersama anggota Indra Fitriyanto dan Icha Fitriyanto, dari Program Studi D4 Teknologi Instrumentasi dan Kontrol Politeknik Negeri Indramayu, mengembangkan alat ukur kualitas air berbasis Internet of Things (IoT). Penelitian ini dilakukan dalam skema Penelitian Dosen Pemula yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Permasalahan dan Solusi yang Ditawarkan
Saat ini, pengukuran kualitas air PDAM masih dilakukan dengan menggunakan beberapa alat terpisah untuk masing-masing parameter seperti suhu, pH, kekeruhan, Total Dissolved Solids (TDS), dan kadar garam. Proses ini tidak hanya memakan waktu yang lama tetapi juga meningkatkan potensi kesalahan dalam pencatatan data. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang alat ukur yang terintegrasi dan dapat mengirimkan data pengukuran secara otomatis melalui jaringan IoT.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan utama:
- Tahap Perencanaan
- Studi literatur dari berbagai sumber, termasuk buku dan jurnal, untuk memahami metode pengukuran kualitas air dan penerapan sensor dalam penelitian sebelumnya.
- Merancang alat ukur yang mampu mengintegrasikan beberapa parameter dalam satu sistem.
- Tahap Pelaksanaan
- Penggunaan sensor yang berbeda untuk mengukur kualitas air:
- Sensor DS18B20 untuk mengukur suhu.
- Sensor pH untuk mengukur tingkat keasaman.
- Sensor turbidity untuk mengukur kekeruhan.
- Sensor TDS untuk mengukur jumlah zat terlarut dalam air.
- Sensor salinitas untuk mengukur kadar garam.
- Semua sensor dihubungkan ke mikrokontroler Arduino Uno sebagai pusat pengolahan data.
- Data hasil pengukuran ditampilkan pada LCD 16×2 dan dikirimkan ke penerima melalui NodeMCU, yang memiliki modul Wi-Fi untuk koneksi internet.
- Tahap Uji Coba
- Pengujian masing-masing sensor untuk memastikan akurasi hasil pengukuran.
- Kalibrasi alat dengan membandingkan hasilnya dengan alat ukur standar.
- Pengujian sistem IoT untuk memastikan data dapat dikirim dan diterima secara real-time dengan koneksi internet yang stabil.
- Implementasi alat di PDAM untuk melihat efektivitasnya dalam kondisi nyata. Hasil dan Manfaat Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat yang dikembangkan dapat mengukur parameter kualitas air dengan akurasi tinggi. Data hasil pengukuran dapat diakses secara langsung melalui jaringan internet, sehingga pengawasan kualitas air dapat dilakukan lebih cepat dan efisien. Dengan sistem berbasis IoT, data juga dapat dikirimkan ke pihak terkait dalam waktu nyata, memungkinkan respons cepat terhadap perubahan kualitas air.
Penelitian ini berada pada Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) level 3, yang berarti konsep fungsi dan karakteristik alat telah dibuktikan secara analitis dan eksperimental di laboratorium. Diharapkan penelitian ini dapat terus dikembangkan hingga tahap implementasi skala besar di PDAM, sehingga meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan air bersih bagi masyarakat.
“Dengan inovasi ini, PDAM dapat mengurangi waktu pengukuran, meningkatkan akurasi data, serta mempercepat deteksi masalah pada kualitas air. Penelitian ini juga menjadi langkah maju dalam penerapan teknologi IoT dalam sektor pengolahan air, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan air bersih yang lebih aman dan terkontrol.” pungkas Bobi