Penelitian Politeknik Negeri Indramayu Mengungkap Pentingnya Persepsi Ibu Hamil dalam Deteksi Dini Diabetes Gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada trimester kedua kehamilan. Meski prevalensinya di Indonesia tercatat sekitar 3-5%, angka sebenarnya diperkirakan lebih tinggi akibat minimnya deteksi dini. Dengan latar belakang ini, dosen dari Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Politeknik Negeri Indramayu, Nengsih Yulianingsih sebagai ketua peneliti dan Sally Yustinawati sebagai anggota peneliti, melakukan penelitian yang bertujuan memahami hubungan antara persepsi ibu hamil dan perilaku deteksi dini DMG. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Plumbon, Kabupaten Indramayu, pada tahun 2024.
Ancaman Diabetes Gestasional bagi Ibu dan Bayi
DMG terjadi akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh penurunan progresif sekresi insulin. Kondisi ini biasanya mulai muncul pada minggu ke-24 kehamilan. Meskipun DMG dapat sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan, jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti bayi lahir dengan berat badan berlebih, kelahiran prematur, atau bayi dengan kadar gula darah rendah (hipoglikemia). Selain itu, wanita hamil yang mengalami DMG memiliki risiko lebih tinggi terkena preeklamsia dan hipertensi.
Menurut Nengsih Yulianingsih, “DMG adalah tantangan besar bagi kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan. Skrining DMG sebenarnya sangat dianjurkan untuk semua ibu hamil di Indonesia, tetapi sayangnya, masih sedikit yang menyadari pentingnya hal ini.”
Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross-sectional). Responden terdiri dari 107 ibu hamil yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Plumbon, Kabupaten Indramayu, dan menggunakan layanan kesehatan di puskesmas tersebut pada tahun 2024. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Accidental Sampling, yaitu teknik yang melibatkan pasien yang kebetulan bertemu dengan peneliti. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor usia, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku deteksi dini DMG. Namun, persepsi ibu hamil mengenai DMG memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku deteksi dini. Selain itu, pengetahuan ibu tentang pentingnya deteksi dini juga terbukti berpengaruh signifikan.
Sally Yustinawati menambahkan, “Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi dan pengetahuan ibu hamil menjadi kunci utama dalam meningkatkan deteksi dini DMG. Hal ini memberikan panduan bagi petugas kesehatan untuk lebih fokus pada edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat.”
Rekomendasi dan Harapan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan agar program edukasi tentang DMG di Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya diperkuat. Kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya DMG dan pentingnya skrining rutin juga perlu diperluas, terutama di kalangan ibu hamil.
“Jika kesadaran ibu hamil meningkat, kita dapat mencegah komplikasi serius yang diakibatkan oleh DMG dan menciptakan generasi yang lebih sehat,” tutup Nengsih Yulianingsih.
Penelitian ini memberikan wawasan baru bagi pengembangan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Indramayu, sekaligus menjadi langkah awal menuju pengelolaan DMG yang lebih efektif di Indonesia.